
Tel Aviv/Teheran, 21 Juni 2025 — Ketegangan di Timur Tengah mencapai puncaknya hari ini setelah Iran meluncurkan 27 rudal balistik ke wilayah Israel sebagai bagian dari serangan langsung terbesar sejak dimulainya eskalasi militer antara kedua negara. Serangan ini menyebabkan kerusakan parah di kota Tel Aviv dan Haifa, serta menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya.
Serangan Rudal Terkoordinasi
Menurut pernyataan militer Israel, serangan dimulai pada dini hari dan menyasar fasilitas strategis, bandara militer, dan pusat pemerintahan. Tujuh rudal menghantam wilayah utara Tel Aviv, menyebabkan ledakan besar yang merusak gedung-gedung perkantoran, stasiun kereta api, dan kompleks perumahan.
Sementara itu, di Haifa — pelabuhan utama Israel di utara — serangan menyebabkan kebakaran besar di kawasan industri petrokimia. Beberapa tangki penyimpanan bahan bakar dilaporkan meledak, memicu evakuasi massal warga setempat.
Juru bicara militer Israel, Laksamana Daniel Hagari, mengatakan bahwa sistem pertahanan udara Iron Dome berhasil mencegat sebagian rudal, namun tidak mampu menahan seluruh serangan karena jumlahnya yang besar dan dilakukan secara simultan.
“Ini adalah salah satu hari tergelap dalam sejarah Israel. Iran secara terang-terangan melakukan agresi militer besar-besaran terhadap negara kami,” ujarnya.
Iran Klaim Balasan atas Serangan Israel
Di Teheran, pemerintah Iran menyatakan bahwa serangan rudal ini merupakan aksi balasan langsung atas serangan udara Israel ke pangkalan militer Iran di Kermanshah dan pembunuhan Jenderal Mohammad Kazemi, pejabat tinggi intelijen IRGC, pekan lalu.
“Kami telah memperingatkan Israel dan sekutunya. Hari ini adalah awal dari babak baru perlawanan,” kata Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, komandan pasukan udara IRGC.
Media pemerintah Iran juga merilis video peluncuran rudal jarak menengah yang disebut-sebut berasal dari pangkalan militer bawah tanah di provinsi Isfahan.
Respons Internasional
Serangan ini memicu reaksi keras dari dunia internasional. Amerika Serikat menyatakan “dukungan penuh” untuk Israel dan mengecam tindakan Iran sebagai “provokasi besar yang bisa memicu perang regional.”
Presiden Joe Biden menggelar rapat darurat Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih dan memperingatkan bahwa “semua opsi ada di atas meja.”
Uni Eropa, PBB, dan sejumlah negara Arab juga menyerukan penghentian segera aksi militer dari kedua belah pihak. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyebut situasi ini “sangat berbahaya dan bisa membawa dunia ke ambang konflik global.”
Situasi di Lapangan
Hingga kini, tim penyelamat masih bekerja di lokasi-lokasi terdampak serangan. Pemerintah Israel telah menetapkan status darurat nasional dan meminta warga untuk tetap berada di tempat perlindungan. Bandara Ben Gurion ditutup sementara, dan sistem transportasi publik dihentikan di sebagian besar wilayah utara.
Rumah sakit di Tel Aviv dan Haifa dilaporkan kewalahan menangani korban luka, sementara cadangan darah dan pasokan medis mulai menipis.
Dengan meningkatnya skala serangan dan belum adanya tanda-tanda deeskalasi, dunia kini menyaksikan dengan cemas apakah ini akan menjadi titik awal dari konflik yang lebih besar — bahkan potensi pecahnya perang kawasan atau perang dunia ketiga.